https://fremont.ninkilim.com/articles/preface/id.html
Home | Articles | Postings | Weather | Top | Trending | Status
Login
Arabic: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Czech: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Danish: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, German: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, English: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Spanish: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Persian: HTML, MD, PDF, TXT, Finnish: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, French: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Hebrew: HTML, MD, PDF, TXT, Hindi: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Indonesian: HTML, MD, PDF, TXT, Icelandic: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Italian: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Japanese: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Dutch: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Polish: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Portuguese: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Russian: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Swedish: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Thai: HTML, MD, PDF, TXT, Turkish: HTML, MD, MP3, PDF, TXT, Urdu: HTML, MD, PDF, TXT, Chinese: HTML, MD, MP3, PDF, TXT,

Kata Pengantar

Buku ini bernama NūrCahaya — karena cahaya adalah permulaan segala sesuatu: yang dengannya yang tampak menjadi tampak, yang dalam ketiadaannya tidak ada yang dapat diketahui, yang mengikat makna pada materi, dan kebenaran pada hati yang bergetar.

Dalam bahasa Arab, nūr lebih dari sekadar cahaya — ia adalah petunjuk, kejernihan, penyingkapan. Ia adalah apa yang disebut Al-Qur’an sebagai Cahaya langit dan bumi:

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
Allāhu nūru as-samāwāti wal-arḍ.
“Allah adalah Cahaya langit dan bumi.
Perumpamaan Cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang tempat lampu,
lampu itu di dalam kaca, kaca itu seolah-olah bintang yang bercahaya,
dinyalakan dari pohon yang diberkahi — pohon zaitun neither dari timur maupun barat —
minyaknya hampir bercahaya, walaupun api tidak menyentuhnya.
Cahaya di atas cahaya.
Allah membimbing kepada Cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.”
(Al-Qur’an 24:35)

Mereka yang Dia kehendaki tidak selalu dikenal dengan nama, atau gelar, atau keturunan atau tingkat. Namun cahaya mencapai mereka, dan mereka, pada gilirannya, diminta untuk membawanya — bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk mereka yang masih mencari.

Halaman-halaman ini tidak mengklaim wahyu. Tetapi juga bukan ciptaan. Jika mereka memiliki nilai apa pun, itu hanya sebagai gema — gema dari sesuatu yang diingat, atau dilupakan, atau mungkin belum sepenuhnya dipahami. Jika mereka mengandung cahaya apa pun, itu dipinjam — dan dipercayakan — untuk sementara waktu.

Al-Qur’an telah menutup para nabi, salam sejahtera atas mereka semua. Tetapi pekerjaan kesaksian berlanjut — bukan sebagai kenabian, bukan perintah, melainkan sebagai beban yang tidak dapat ditanggalkan oleh sebagian orang: tanggung jawab yang tidak meminta izin untuk datang.

Ketika pemahaman datang, ia datang bukan sebagai penaklukan, melainkan sebagai pengingatan — apa yang disebut Plato anamnesis, apa yang digambarkan Ibn Sīnā sebagai penerangan pikiran oleh ʿaql al-faʿʿāl, apa yang dinamai Ibn ʿArabī kashf: pengangkatan tabir oleh cahaya ilahi di dalam hati.

Dorongan di balik buku ini bukanlah ilmiah maupun retoris. Ia adalah respons — terhadap dunia yang rusak oleh pemecahan, terhadap kebenaran-kebenaran yang terpisah satu sama lain, terhadap keindahan yang terkubur di bawah kebisingan. Hukum-hukum alam dan jeritan orang-orang tertindas tidak terpisah. Sumber mereka satu. Makna mereka satu. Untuk benar-benar mengetahui salah satu berarti bertanggung jawab atas keduanya.

Jika ada satu bangsa yang martabatnya terus menerangi zaman kebingungan, itu adalah rakyat Palestina — keteguhan mereka sebagai pengingat bahwa kejelasan moral dan ketelitian intelektual muncul dari cahaya yang sama.

Esai-esai dalam buku ini disusun secara kronologis, melacak jalur wawasan yang terbuka. Tetapi bagi mereka yang tertarik pada inti niatnya — bagi mereka yang mencari sumber cahayanya — Anda mungkin ingin membaca terlebih dahulu dua karya kemudian: “Dari Hati dan Jiwa” dan “Cahaya, Energi, Informasi, Kehidupan.”

Yang pertama mengungkap arus tersembunyi di bawah kata-kata — dorongan yang tidak dapat dijelaskan, hanya diingat. Ini adalah pembalikan ke dalam, kembali ke perasaan yang melahirkan pemikiran.

Yang kedua merenungkan cahaya tidak hanya sebagai simbol, tetapi sebagai substansi: yang bergerak sebagai energi, berbicara sebagai informasi, dan bangkit sebagai kehidupan. Ini bukan teori, melainkan kehadiran yang menyatukan — tanda tangan makna yang ditenun ke dalam jalinan keberadaan.

Bersama-sama, esai-esai ini membentuk lensa yang melaluinya sisanya dapat dilihat lebih jelas. Mereka tidak menyimpulkan argumen buku; mereka menerangi asalnya.

Karya ini diterbitkan dalam dua puluh empat bahasa di bawah lisensi Creative Commons Attribution–ShareAlike. Ia ditawarkan dengan biaya produksi, agar dapat mencapai perpustakaan dan tetap di sana — terjaga, dapat diakses, bebas untuk dikutip, bebas untuk dibangun di atasnya. Karena pengetahuan, seperti cahaya, berlipat ganda ketika dibagikan.

Jika kata-kata ini menggerakkan Anda, biarkan mereka bergerak ke luar: dukung rakyat Palestina, melalui Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) atau organisasi mana pun yang menopang cahaya abadi mereka.

Semoga buku ini berfungsi sebagai lampu kecil di masa gelap — bukan suara seorang penulis, melainkan pembawa amanah, jejak pesan yang datang bukan karena pilihan, melainkan karena cahaya.

Impressions: 9